43.
Jauhi Sifat Dengki
Dengki
(hasad) adalah salah satu penyakit rohani berupa rasa tidak senang terhadap
orang lain. Adakalanya diikuti oleh upaya agar nikmat yang dimiliki oleh orang
lain itu hilang. Dengki merupakan pertarungan sepihak. Sebab, yang menjadi
sasarannya kadang-kadang tidak mengetahuinya. Setiap orang dengki melihat
sasarannya, hatinya selalu tidak enak dan gelisah. Akhirnya menjadi penyakit
batin baginya.
Salah
satu kandungan surat al-Falaq adalah perintah Allah agar selalu berlindung
kepada-Nya agar terhindar dari sifat dengki. Sifat dengki dalam surat al-Falaq
digandengkan dengan kejahatan-kejahatan lain, seperti teror atau berita yang
menakutkan yang sering membuat masyarakat takut dan gelisah. Begitu juga dengan
kejahatan melalui tukang tenung/sihir yang berakibat putusnya tali kasih sayang.
Berdasarkan
sifat dengki yang dimiliki oleh Labid ibn A'sham, beliau pernah menyihir Nabi
Muhammad saw melalui upaya seakan-akan nabi melakukan sesuatu padahal tidak
melakukannya, atau mengambil sesuatu padahal tidak mengambilnya. Lalu Allah
memberitahukan sihir itu kepada Nabi dan mengeluarkannya dari tubuh Nabi,
sehingga beliau menjadi pulih kembali.
Dengki
adalah wujud ketidakbersihan batin seseorang. Ia dipraktekkan oleh orang yang
mengaku beriman atau tidak. Kedengkian orang beriman adakalanya diwujudkan dalam
bentuk ketidaksukaan akan karunia yang diterima oleh orang lain yang dirinya
tidak bisa mencapainya. Kedengkian orang yang tidak beriman adakalanya
diwujudkan dalam bentuk menghalang-halangi seseorang untuk beriman kepada Allah
(QS an-Nisaa', 4:54-55 dan al-Baqarah, 2:109).
Dengki melahirkan fitnah atau berita buruk terhadap sasarannya, bahkan ada sasaran yang tak mampu membela diri. Oleh karena orang dengki sibuk dengan kedengkiannya, maka ia lupa dengan kebaikan yang harus ia lakukan. Untuk itu Rasulullah saw bersabda,
"Jauhilah
sifat dengki karena ia memakan segala
Sifat
dengki juga merupakan pancaran ketidakmampuan mensyukuri nikmat Allah, sehingga
nikmat orang lain terlihat lebih banyak dari yang ia peroleh. Artinya, orang
yang tidak mempunyai sifat dengki berarti orang yang mampu bersyukur, dan Allah
berjanji akan menambahnya. Sedangkan pendengki akan tersiksa batinnya (QS
Ibrahim, 14:7).
Mufassir
Abdullah Yusuf Ali dan Muhammad Abduh berkata bahwa kita harus selalu minta
perlindungan Allah agar batin kita terhindar dari sifat dengki, begitu juga dari
kedengkian orang lain kepada kita.
Memang,
kedengkian ini biasanya sangat licik dan tak mudah diantisipasi. Karena itu,
jalan yang terbaik, kata Allah, adalah berlindung kepada Allah dari kedengkian
itu. Di antaranya selalu dekat kepada-Nya, pererat hubungan silaturahmi, suka
menolong, dan menjauhi sifat sombong. Bahkan, ada sebagian ulama yang
menganjurkan agar kita sering membaca surat al-Falaq ini. Al-Falaq bersama
An-Nas adalah dua surat yang berisi permohonan perlindungan dari kejahatan
manusia dan kejahatan pada umumnya.