4.
DELAPAN
DIRHAM
Rasulullah pagi itu sibuk
memperhatikan bajunya dengan cermat, baju satu-satunya dan itupun ternyata sudah
usang, baju yang setia menutup aurat beliau, meringankan tubuh beliau dari terik
matahari dan dinginnya udara. Baju yang tidak pernah beristirahat.
Tetapi beliau tak mempunyai
uang sepeser pun. Dengan apa beliau harus membeli baju ? Padahal baju yang ada
sudah waktunya diganti. Rasulullah sebenarnya dapat saja menjadi kaya mendadak,
bahkan terkaya di dunia ini. Tapi sayang, beliau tak mau mempergunakan kemudahan
itu.
Jika beliau mau, Allah dalam sekejap bisa mengubah gunung dan pasir menjadi butir-butir emas yang berharga. Beliau tak sudi berbuat demikian karena kasihnya kepada para fakir yang papa. siapakah yang akan menjadi teladan jika bukan beliau..? Contoh untuk menahan derita, menahan lapar dan dahaga, menahan segala coba dan uji Allah dengan kesabaran. Selalu mensyukuri nikmat Allah berapa pun besarnya.
Siapa lagi kalau bukan beliau
yang menyertai umatnya dalam menjalani iradat yang telah ditentukan Allah. Yaitu
kehidupan dalam jurang kedukaan dan kemiskinan. Siapa pula yang harus menghibur
mereka agar selalu bersabar dan rela dengan yang ada selain beliau ? Juga siapa
pula yang harus menanamkan keyakinan akan pahala Allah kelak di akhirat jika
bukan beliau ?
Yah,...hanya beliaulah yang
mampu menjalankan berbagai hal diatas. benar,....beliaulah satu-satunya manusia
yang mendapatkan amanat dari Allah untuk semua umat manusia.
Tugas yang lebih murni dan
mulia daripada intan berlian serta butiran emas yang lain. Lebih halus dari
sutera serta lebih indah dari segala keindahan yang dikenal manusia di dunia
ini, lebih megah dari segala kedudukan dan derajad kehidupan manusia yang
katanya sudah megah.
"Semua
itu hanyalah merupakan kesenangan dunia sedang di sisi Allah yang paling baik
dan sebaik-baik tempat kembali"
Perjuangan itu tidak mudah.
bahkan sangat berat bagi beliau. Menegakkan yang hak hanya dapat dicapai dengan
penuh keimanan dan kekuatan, sabar dalam menghadapi setiap malapetaka yang
menimpa, bersyukur yang dilakukan dengan hati bersih dalam keadaan bagaimanapun,
baik dalam duka maupun suka, bersyukur dan keimanan harus selalu menyertai.
Itulah pokok risalah yang dibawa Rasulullah saw.
Allah Maha Bijaksana, tidak
akan membiarkan hamba-Nya terkasih kebingungan. Rasulullah diberinya rezeki
sebanyak delapan dirham. Bergegas beliau melangkah ke pasar. Tentunya kita
maklum uang sekian itu dapat dibelikan apa. Apakah cukup untuk membeli makan,
minum, serta pakaian penutup badan? Oleh sebab itu, bergembiralah hai para fakir
dan miskin! Nabi kita, Muhammad saw telah memberikan contoh begitu jelas. Nabi
yang kita cintai, hamba kesayangan Allah pergi ke pasar dengan uang sedikit
seperti yang kita miliki. Tetapi nabi kita ini, hamba Allah yang di bumi bernama
Ahmad, sedang dari langit bernama Muhammad dengan ridha pergi ke pasar berbekal
uang delapan dirham untuk berbelanja. Manusia penuh nur dan inayah Allah yang
dilahirkan di makkah. meskipun beliau miskin, beliau senang sekali hidup. beliau
belum ingin mati meski kemiskinan menjerat setiap hari.
Di tengah perjalanan menuju
pasar, beliau menemukan seorang wanita yang menangis. Ternyata wanita yang
kehilangan uang. Segera beliau memberikan uangnya sebanyak dua dirham. Beliau
berhenti sejenak untuk menenangkan wanita itu.
Rasulullah bergegas menuju ke
pasar yang semakin ramai. Sepanjang lorong pasar banyak sekali masyarakat yang
menegur beliau dengan hormat. Selalu menjawab dan memberikan salam yang
mengingatkan akan kebesaran Allah semata. Beliau langsung menuju tempat di mana
ada barang yang diperlukannya. Dibelinya sepasang baju dengan harga empat
dirham. beliau segera pulang. Di perjalanan beliau bertemu dengan seorang tua
yang telanjang. Orang tersebut dengan iba memohon sepotong baju untuk
dipakainya. Rasulullah yang memang pengasih itu tidak tahan melihat. Langsung
diberikannya baju yang baru dibeli. Beliau kembali ke pasar utnuk membeli baju
lagi seharga dua dirham. Tentu saja lebih kasar dan jelek kualitasnya daripada
yang empat dirham. dengan gembira beliau pulang membawa bajunya.
Langkahnya dipercepat karena
sengatan matahari yang semakin terik. Juga angin malam yang telah mulai
berhembus pelan-pelan. Beliau tidak ingin kemalaman di jalan. Tak lama beliau
melangkah ke luar pasar, ditemuinya lagi wanita yang menangis tadi. Wanita itu
kelihatan bingung dan sangat gelisah. Rasulullah saw mendekat dan bertanya
mengapa. Wanita itu ternyata ketakutan untuk pulang. Dia telah terlambat dari
batas waktu, dan takut dimarahi majikannya jika pulang nanti. Rasulullah saw
langsung menyatakan akan mengantarkannya.
Wanita itu berjalan yang
diikuti Rasulullah saw dari belakang. Hatinya tenang karena Rasulullah saw pasti
akan melindungi dirinya. Dia yakin majikannya akan memaafkan, karena kepulangan
yang diantarkan oleh manusia paling mulia di dunia ini. Bahkan mungkin akan
berterima kasih karena pulang membawa kebaikan bersama dengan kedatangan nabi
dan rasul mereka. Mereka terus berjalan hingga sampai ke perkampungan kaum
Anshari. Kebetulan saat itu yang ada hanyalah para isteri mereka.
"Assalamu'alaikum warahmatullah",
sapa Rasulullah saw keras.
Mereka semuanya diam tak
menjawab. Padahal mereka mendengar. Hati mereka diliputi kebahagiaan karena
kedatangan Nabi. Mereka menganggap salam Rasulullah saw sebagai berkah dan
seperti lebaran saja. Mereka masih ingin mendengarnya lagi. Ketika tak terdengar
jawaban, Rasulullah saw memberi salam lagi. Tetap tak terdengar jawaban.
Rasulullah saw mengulang untuk yang ketiga kali dengan suara lantang, "Assalamu'alaikum
warahmatullah".
Serentak mereka menjawab.
Rasulullah sangat heran
dengan semua itu. Beliau menanyakan pada mereka apa sebabnya. Mereka mengatakan,
“Tidak ya Rasulullah. Kami sudah
mendengar sejak tadi. Kami memang sengaja, kami ingin mendapatkan salam lebih
banyak".
Rasulullah melanjutkan,
"Pembantumu ini terlambat
pulang dan tidak berani pulang sendirian. Sekiranya dia harus menerima hukuman,
akulah yang akan menerimanya".
Ucapan ini sangat mengejutkan
mereka. Kasih sayang Nabi begitu murni, budi pekerti yang utama, yang indah
tampak dihadapan mereka. Beliau menempuh perjalanan begitu panjang dan jauh
hanya untuk mengantarkan seorang budak yang takut dimarahi majikannya. Lagipula
hanya karena terlambat pulang. Bahkan memohonkan maaf baginya pula.
Sehingga karena harunya,
mereka berkata, "Kami memaafkan dan
bahkan membebaskannya. Kedatangannya kemari bersama anda karena untuk mengharap
ridha Allah semata". Budak itu tak terhingga rasa terima kasihnya.
Bersyukur atas karunia Allah swt dan kebebasannya karena dari Rasulullah saw.
Rasulullah saw pulang dengan
hati gembira. Telah bebas satu perbudakan dengan mengharap ridha Allah swt
sepenuhnya. Beliau juga tak lupa mendoakan para wanita itu agar mendapatkan
berkah dari Allah swt. Semoga semua harta dan turunan serta semoga selalu tetap
dalam keadaan iman dan islam. Beliau sibuk memikirkan peristiwa sehari tadi.
Hari yang penuh berkah dan karunia Allah swt semata. Akhirnya beliau berujar
dengan,
"Belum pernah kutemui berkah angka delapan sebagaimana hari ini. Delapan
dirham yang mampu mengamankan seseorang dari ketakutan, dua orang yang
membutuhkan serta memerdekakan seorang budak".
Bagi seseorang muslim yang
memberikan pakaian pada saudara sesama muslim, Allah akan memelihara selama
pakaian itu masih melekat.
Oleh :