33. HATI

 

Cukuplah anda ketahui, bahwa hati merupakan pokok segala urusan yang ada hubungannya dengan ibadah. Jika anda merusak hati anda, maka rusaklah segalanya. Sebaliknya kalau anda membaguskannya, maka menjadi bagus pula semuanya.

 

Karena itu, hati bagaikan pohon dan seluruh anggota tubuh adalah cabang- cabang pohon itu, dimana baik atau buruknya cabang- cabang pohon tersebut tergantung pada pohonnya. Hati juga bagaikan raja, sedangkan seluruh anggota tubuh mengikutinya. Kalau raja baik, maka baik pula rakyatnya dan kalau raja rusak, maka rusak pula semua rakyatnya.

 

Jadi kalau begitu, baiknya mata, lisan perut dan sebagainya, adalah menunjukkan kepada baiknya hati, serta ramainya hati dzikir kepada Allah.

 

Dan apabila anda melihat cacat pada mata, lisan, perut dan sebagainya!, maka ketahuilah bahwa yang demikian itu disebabkan oleh cacat yang terdapat di hati, malahan cacat di hati itulah yang lebih banyak. Karena itu, curahkanlah perhatian anda kepada hati, perbaikilah hati, niscaya semua akan menjadi baik sama sekali, sehingga anda dapat merasakan enak.

 

Kemudian, masalah hati ini sangatlah pelik dan sulit, sebab ia digerakan oleh khathir (gerak hati) , sedangkan khathir tidak berada di bawah kekuasaan anda. Menghindari khathir amat memayahkan .

 

Lantaran keadaan semacam ini, memperbaiki hati adalah lebih berat atas ahli ijtihad (orang sunguh- sungguh tekun beribadah). Perhatian kepada urusan hati ini lebih banyak dan lebih besar, bagi orang yang memiliki kewaspadaan .

 

Diriwayatkan dari Abi. Yazied rahimullah, beliau berkata : "Aku telah merawat hatiku selama sepuluh tahun, lisanku sepuluh tahun dan nafsuku sepuluh tahun ternyata hatilah yang paling sulit rawatannya".

 

Selanjutnya dapat dibaca di MENITI JALAN MENUJU SURGA (IMAM AL GHAZALI)