3. Memberi Satu Dirham Lalu Allah Memberinya Seratus Dua Puluh Ribu
Dirham
Dari Al-Fudhail bin Iyadh, ia berkata, seorang laki-laki menceritakan kepadaku :
"Ada laki-laki yang
keluar membawa benang tenun, lalu ia menjualnya satu dirham untuk membeli
tepung. Ketika pulang, ia melewati dua orang laki-laki yang masing-masing
menjambak kepala kawannya. Ia lalu bertanya, 'Ada apa?' Orang pun memberitahunya
bahwa keduanya bertengkar karena uang satu dirham. Maka, ia berikan uang satu
dirham kepada keduanya, dan iapun tak memiliki sesuatu.
Ia lalu mendatangi isterinya
seraya mengabarkan apa yang telah terjadi. Sang isteri lalu mengumpulkan
perkakas rumah tangga. Laki-laki itu pun berangkat kembali untuk
menggadaikannya, tetapi barang-barang itu tidak laku.
Tiba-tiba kemudian ia
berpapasan dengan laki-laki yang membawa ikan yang menebar bau busuk. Orang itu
lalu berkata kepadanya,
'Engkau membawa sesuatu yang
tidak laku, demikian pula dengan yang saya bawa. Apakah Anda mau menukarnya
dengan barang (daganganku) ?'
Ia pun mengiakan. Ikan itu
pun dibawanya pulang. Kepada isterinya ia berkata,
Maka sang isteri segera
mengurus ikan tersebut. Lalu dibelahnya perut ikan tersebut. Tiba-tiba sebuah
mutiara keluar dari perut ikan tersebut, wanita itu pun berkata gembira,
'Suamiku, dari perut ikan ini
keluar sesuatu yang lebih kecil daripada telur ayam, ia hampir sebesar telur
burung dara'..
Suaminya berkata,
'Perlihatkanlah kepadaku!'. Maka ia melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya
sepanjang hidupnya. Pikirannya melayang, hatinya berdebar. Ia lalu berkata
kepada isterinya, 'Tahukah engkau berapa nilai mutiara ini ?'
'Tidak, tetapi aku mengetahui
siapa orang yang pintar dalam hal ini', jawab suaminya.
Ia lalu mengambil mutiara
itu. Ia segera pergi ke tempat para penjual mutiara. Ia menghampiri kawannya
yang ahli di bidang mutiara. Ia mengucapkan salam kepadanya, sang kawan pun
menjawab salamnya. Selanjutnya ia berbicara kepadanya seraya mengeluarkan
sesuatu sebesar telur burung dara.
'Tahukah Anda, berapa nilai
ini ?, ia bertanya. Kawannya memperhatikan barang itu begitu lama, baru kemudian
ia berkata,
'Aku menghargainya 40 ribu.
Jika Anda mau, uang itu akan kubayar kontan sekarang juga kepadamu. Tapi jika
Anda menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si fulan, dia akan
memberimu harga lebih tinggi dariku'.
Maka ia pun pergi kepadanya.
Orang itu memperhatikan barang tersebut dan mengakui keelokannya. Ia kemudian
berkata, 'Aku hargai barang itu 80 ribu. Jika Anda menginginkan harga lebih
tinggi, pergilah kepada si fulan, saya kira dia akan memberi harga lebih tinggi
dariku'.
Segera ia bergegas menuju
kepadanya. Orang itu berkata,
'Ya', ia pun setuju. Lalu
harta itu ditimbangnya. Maka pada hari itu, ia membawa dua belas kantung uang.
Pada masing-masingnya terdapat 10.000 dirham. Uang itu pun ia bawa ke rumahnya
untuk disimpan. Tiba-tiba di pintu rumahnya ada seorang fakir yang
meminta-minta. Maka ia berkata,
'Saya punya kisah, karena itu
masuklah'.
Orang itu pun masuk. Ia
berkata, 'Ambillah separuh dari hartaku ini. '
Maka, orang fakir itu
mengambil enam kantung uang dan dibawanya. Setelah agak menjauh, ia kembali lagi
seraya berkata,
'Sebenarnya aku bukanlah
orang miskin atau fakir, tetapi Allah Ta'ala telah mengutusku kepadamu, yakni
Dzat yang telah mengganti satu dirhammu dengan 20 qirath. Dan ini yang
diberikanNya kepadamu adalah baru satu qirath daripada-nya, dan Dia menyimpan
untukmu 19 qirath yang lain’”.