29.
KISAH PARA SAHABAT : ABDULLAH BIN ABBAS
Lisannya
bertanya, Qalbunya mencerna
Diantara
sahabat-sahabat Rasulullah SAW, terdapat beberapa sahabat kecil yang ketika
melafadzkan syahadat mereka berusia sangat muda, atau
ketika mereka dilahirkan, ayah bunda mereka telah muslim. Perhatian
RasuluLlah SAW kepada para sahabat cilik ini, tidak berbeda dengan
sahabat-sahabat yang lainnya. Bahkan beliau sangat memperhatikan
mereka dan meluangkan waktu untuk bermain, bicara dan menasehati
mereka.
Abdullah
bin Abbas (Ibnu Abbas) adalah salah satu kelompok sahabat junior
ini. Beliau dilahirkan tiga tahun sebelum hijrah. Semenjak kecilnya,
beliau sudah menunjukkan kecerdasan dan kesungguhannya terhadap suatu
masalah. RasuluLlah mengetahui potensi besar yang ada pada
anak muda ini, seperti halnya beliau melihat potensi
yang sama pada Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah dan
sahabat-sahabat cilik lainnya.
Rasulullah
SAW sering terlihat berdua bersama si kecil Abdullah bin Abbas. Suatu
ketika, misalnya, Rasulullah SAW mengajak Ibnu Abbas RA
berjalan-jalan seraya menyampaikan tarbiyahnya kepada pemuda cilik
ini:
"Ya
ghulam, maukah engkau mendengarkan beberapa kalimat yang sangat berguna ?"
"Jagalah
Allah SWT (ajaran-ajaranNya), maka engkau akan mendapatkanNya selalu
menjagamu."
"Jagalah
Allah SWT (larangan-laranganNya), maka engkau akan mendapatkanNya selalu dekat
di hadapanmu. Kenalilah Allah dalam sukamu, maka Allah akan mengenalimu dalam
dukamu. Bila engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau
memerlukan pertolongan, mohonkanlah kepada Allah. Semua hal (yang
terjadi denganmu) telah selesai ditulis. Ketahuilah, seandainya semua
makhluk bersepakat untuk membantumu dengan apa yang tidak
ditaqdirkan Allah untukmu, mereka tidak akan mampu membantumu. Atau bila mereka
berkonspirasi untuk menghalangi engkau mendapatkan apa yang ditaqdirkan
untukmu, mereka juga tidak akan dapat melakukannya. Semua aktifitasmu
kerjakanlah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bahwa bersabar dalam
musibah itu akan memberikan hasil positif; dan bahwa kemenangan itu
dicapai dengan kesabaran; dan bahwa kesuksesan itu sering dilalui lewat
tribulasi; dan bahwa kemudahan itu tiba setelah kesulitan.
[Hadist
Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]
Demikianlah
rangkaian prinsip aqidah, ilmu dan 'amal yang manakah
hasil tarbiyah Rasulullah itu? Abdullah bin Abbas tumbuh menjadi seorang
muslim yang penuh inisiatif, haus ilmu, dekat dengan Allah dan
Rasul-Nya.
Suatu
ketika, Ibnu Abbas ingin mengetahui secara langsung
bagaimana cara Rasulullah shalat. Untuk itu, ia sengaja menginap di rumah
bibinya: ummahatul mu'minin, Maimunah bint al-Harist.
Ketika itu ia melihat Rasulullah bangun tengah malam dan pergi berwudhu. Dengan sigap Ibnu Abbas membawakan air untuk berwudhu, dengan demikian ia dapat melihat sendiri bagaimana Rasulullah berwudhu. Rasulullah - sang murobbi agung itu - tidak menyepelekan hal ini, beliau mengelus dengan lembut kepala Ibnu Abbas, seraya mendo'akan:
"Ya
Allah, faqih-kanlah ia dalam perkara agama-Mu, dan ajarilah ia
tafsir Kitab-Mu."
Kemudian
Rasulullah berdiri untuk sholat lail yang dimakmumi oleh isteri
beliau, Maimunah. Ibnu Abbas tak tinggal diam, dia segera berdiri
di belakang Rasulullah SAW; tetapi Rasulullah kemudian
menariknya agar ia berdiri sedikit berjajar dengannya.
Ibnu
Abbas berdiri sejajar dengan Rasulullah, tetapi kemudian ia mundur lagi
ke shaf belakang. Seusai sholat, Rasulullah mempertanyakan sikap Ibnu
Abbas ini, dan dijawab oleh Ibnu Abbas bahwa rasanya tak pantas dirinya
berdiri sejajar dengan seorang Utusan
Allah
SWT. Rasulullah ternyata tidak memarahinya, bahkan beliau
Ketika
Ibnu Abbas berusia 13 tahun, Rasulullah wafat. Beliau sangat merasa
kehilangan. Tapi hal ini tidak menjadikannya bersedih atau lemah. Dengan
segera ia mengajak teman sebayanya untuk bertanya dan belajar pada
sahabat-sahabat senior mengenai apa saja yang berkenaan dengan
Rasulullah dan ajaran al-Islam. Logika Ibnu Abbas, saat itu mengatakan
bahwa para sahabat masih berada di Madinah, inilah kesempatan
terbaik untuk menimba ilmu dan informasi dari mereka,
sebelum mereka berpencaran ke kota-kota lain atau sebelum
mereka wafat. Namun sayang, ajakan ini tidak ditanggapi oleh
rekan-rekan sebayanya, karena mereka rata-rata beranggapan bahwa
para sahabat senior tidak akan memperhatikan pertanyaan anak-anak
kecil macam mereka.
Ibnu Abbas tak patah arang. Beliau sendiri mendatangi para sahabat yang diperkirakan mengetahui apa saja yang ingin ia tanyakan. Dengan sabar, beliau menunggu para sahabat pulang dari kerja keseharian atau da'wahnya. Bahkan kalau sahabat tadi kebetulan sedang berisitirahat, Ibnu Abbas dengan sabar menanti didepan pintu rumahnya, hingga tertidur, tergolek beralaskan pakaiannya. Tentu saja para sahabat terkejut menemui Ibnu Abbas tertidur di muka rumahnya,
"Oh
keponakan Rasulullah, ada apa gerangan ? Kenapa tidak kami saja yang
datang menemuimu, bila engkau ada keperluan ?"
"Tidak,"
kata Ibnu Abbas, "sayalah yang harus datang menemui anda."
Demikianlah
masa kecil Ibnu Abbas. Bagaimana dengan masa
dewasanya ? beliau dikatakan sebagai seorang muda yang berwawasan dewasa, yang
lisannya selalu bertanya dan qalbunya selalu mencerna. Umar bin
Khattab selalu mengundang Ibnu Abbas dalam majelis
syuro'nya dengan beberapa sahabat senior, dan beliau selalu berkata kepada
Ibnu Abbas agar ia tidak perlu sungkan menyampaikan pendapat.
Inilah
bentuk tarbiyah lain yang diperoleh oleh Ibnu
Abbas, dengan selalu berada dalam kalangan sahabat senior.
Dalam
masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA, beliau bergabung dengan
pasukan muslimin yang berekspedisi ke Afrika Utara, di bawah
pimpinan AbduLlah bin Abi-Sarh. Beliau terlibat dalam pertempuran dan juga
dalam da'wah di sana. Di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib
RA, Ibnu Abbas mengajukan permohonan untuk menemui dan
berda'wah kepada kaum Khawarij. Melalui dialog dan diskusinya yang
intens, sekitar 12.000 dari 16.000 khawarij bertaubat
dan kembali kepada ajaran Islam yang benar.
AbduLlah bin Abbas, yang muda yang ulama, wafat dalam usia 71 tahun pada tahun 68H. Sahabat Abu Hurairah RA, berkata "Hari ini telah wafat Ulama Ummat. Semoga ALlah SWT berkenan memberikan pengganti AbduLlah bin Abbas."