19. PUISI UNTUK AL HALLAJ
Sahabatku
yang kucinta...
Izinkanlah
kiranya diriku menuliskan ini untukmu
Sebagai
tambahan bekal perjalanan hidupmu
Untuk-Nya
Sang Tercinta dan Pemilik Segala Rindu
Oh,
Al-Hallaj...
Sebelum
dirimu kau relakan tuk mereka gantung
Tanpa
melawan... kau serahkan jasadmu tuk mereka penjara
Mereka
tak tahu
Bahwa
hati dan jiwamu sesungguhnya tlah abadi
Bebas...
laksana burung-burung yang tertawa bahagia di langit biru
Bebas...
karena Cinta itu telah hadir dalam hatimu
Namun
tidaklah dengan jiwamu nan sesungguhnya bahagia
Tatkala
kau serahkan dirimu ke tiang gantungan mereka
Tiada
keluhan dan tangisan mewarnai jiwamu
Meski
seribu pecut itu menggelegar di tubuhmu
Namun
bibir suci dan ma'rifatmu telah terbang bersama Sang Rindu
Tiada
tangisan... tiada kedukaan...
Yang
ada hanyalah senyum Kebahagiaan
Wahai
Al-Hallaj
Tak
terasa butir air mataku menetes di pipiku
Dan
terus menetes bagai air bah tak terbendung
Namun...
kucoba tuk terus menuliskan semua ini
Kisah
kasih perjalanan diri nan suci
Sebagai
lambang Keabadian dan Cinta Sejati
Kau
seolah tlah tahu
Bahwa
ajalmu sudah di ambang pintu
Kau
jalankan shalat dua rakaat dalam keadaan haru nan biru
Meski
kedua tangan dan kepalamu tetap begitu
Meski
tubuhmu tlah hancur dimakan pecut itu
Kau
hadapkan seluruh hati dan jiwamu untuk Yang Mencintaimu
Oh...
kerudungku terus membasah oleh air mataku...
Oh
Tuhanku...
Kuatkanlah
aku tuk terus menuliskan kisah suci nan biru
Oh
Tuhanku...
Lalu...
Mereka
memenggal kakimu...
Mereka
menebas tanganmu...
Dan
saat-saat detik terakhirmu
Masih
saja kau berdoa untuk keselamatan mereka itu
Yang
telah begitu kejam menyiksa dan mendzalimimu
Namun
seakan tak peduli dengan kebencian mereka itu
Tetap
saja doa keselamatan bagi mereka kau panjatkan... kau uraikan...
kepada
Sang Kekasih Hatimu...
Sampai
tibalah di detik akhir hidupmu...
Mereka
menebas kepalamu...
Dan
menggulung tubuhmu... di dalam tikar bambu...
Kemudian
nafta... dan tubuh hancurmu mereka bakar...
Tikar
bambu... saksi bisu
Tapi
kelak... tiada satupun yang bisu di Pengadilan-Nya Itu...
Oh
Tuhanku...
Diriku
tak kuasa lagi...
Maafkanlah
aku, Sahabatku...
Oh,
Al-Hallajku...
Kekallah
engkau di dalam Bahagia-Nya...