1.
BEROBAT DENGAN AL-FATIHAH
Surat
Al-Fatihah yang setiap hari kita baca di dalam shalat, ternyata merupakan obat
yang mujarab. Bukan sembarang obat. Ia adalah obat untuk penyakit hati dan
penyakit badan sekaligus.
Surat
ini mengandung obat untuk penyakit hati dengan sempurna. Perlu dicatat, segala
penyakit hati itu bermula dari dua hal, rusaknya ilmu dan rusaknya qashd
(niat/kemauan). Dari keduanya akan muncul dua perkara yang sangat berbahaya,
yaitu kesesatan yang merupakan buah dari rusaknya ilmu dan kemurkaan Allah SWT
yang merupakan buah dari rusaknya qashd.
Kesesatan
dan kemurkaan adalah dua hal yang menjadi kunci dari seluruh penyakit hati. Ayat
ihdinash shiraathal mustaqiim menanggulangi kesesatan, dan ayat iyyaka na'budu
wa iyyaka nasta'iin mencegah kemurkaan.
Dengan
ditunjukkannya jalan kebenaran dilanggengkannya kita di atasnya, kita tidak akan
tersesat selamanya. Karena itu, doa yang paling wajib kita ucapkan adalah doa
yang termaktub dalam surat Al-Fatihah ini. Hanya saja, ketika kita membacanya,
kita sering tidak merasa sedang berdoa.
Kemudian
fenomena rusaknya niat/kemauan, akan banyak kita dapatkan pada orang-orang
kafir, musyrik dan mereka yang menjadi budak hawa nafsunya. Rusaknya
niat/kemauan di sini artinya rusak tujuan dan atau cara mendapatkaa tujuan itu.
Kehidupan orang-orang yang mengaku muslim, tetapi menjadi budak hawa nafsunya,
tidaklah berbeda dengan orang-orang kafir dan musyrik. Apabila mereka mendapati
al-haq sesuai dengan tujuan dan ambisi, mereka meninggalkannya.
Ada
juga orang-orang yang mempunyai tujuan yang tinggi, akan tetapi tidak menempuh
cara yang benar. Maka mereka tersesat dan tentu akan mendapatkan murka Allah
SWT, na'udzubillah. .
Sebenarnya,
ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin yang menjadi obat bagi rusaknya qashd
mempunyai komposisi yang harus terpenuhi secara keseluruhan. Komposisinya
sebagai berikut:
Hanya beribadah kepada Allah
SWT
Berdasarkan perintah atau
syari'atNya
Tanpa ditunggangi oleh hawa
nafsu
Bukan dengan hasil pemikiran
atau aturan buatan manusia
Meminta i'anah (pertolongan) kepada Allah SWT, agar dapat beribadah
kepadaNya.
Apabila
komposisinya utuh, --insya Allah-- ia akan benar-benar menjadi obat. Adapun
Al-Fatihah sebagai obat untuk penyakit badan, Abu Said Al-Khudri r.a..
meriwayatkan (lihat Bukhari 2276, Muslim 2201), bahwa seorang shahabat pernah
meruqyah seorang pemuka suatu daerah yang tersengat binatang berbisa dengan
surat ini. Dengan izin Allah SWT, pemuka kaum itu sembuh, padahal ia bukanlah
orang baik-baik, karena mungkin ia bukan termasuk kaum Muslimin, atau setidaknya
ia adalah seorang yang bakhil, sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim r.a.
diawal-awal kitab Madaariju As-Saalikiin. Lalu bagaimana jika yang diobati
adalah seorang Muslim yang baik ?. Wallahu a'lam bish shawab.